beberapa orang mengaku sudah berikhtiar mati-matian utk berakhir merokok tetapi selalu gagal. sekarang para ahli mengembangkan tehnologi scan otak yang bisa mendeteksi apakah perokok memang mempunyai niat berhenti atau hanya di bibir saja.
Tehnologi ini dikembangkan oleh para peneliti dari University of California Los Angeles (UCLA) dan telah dipublikasikan dalam jurnal Health Psichology edisi terbaru. Efektivitasnya telah dibuktikan dalam uji mencoba terhadap 28 orang perokok.
Dalam uji coba, para relawan yang termasuk tipe perokok berat ini diminta menjalani scan otak bersama teknologi yang diadaptasi dari Magnetic Resonance Imaging (MRI). Technologi ini mampu merekam aktivitas otak di bidang tertentu.
Menurut para peneliti, bidang otak yang berhubungan dengan keinginan untuk berakhir merokok adalah prefrontal cortex. Bidang yang terletak paling depan ini berfungsi sebagai pusat kognitif yang berhubungan dengan perencanaan.
Pada perokok yang benar-benar berniat untuk mogok merokok, bagian ini bisa kelihatan paling aktif dalam pemindaian. Makin aktif sektor tersebut, makin serentak si perokok dapat berhasil menghentikan kebiasaan merokoknya.
Pertalian antara aktivitas prefrontal cortex dengan niat perokok buat menghentikan ketergantungannya kepada tembakau terbukti kepada eksperimen berikutnya. Sebelum melakukan pemindaian yang kedua, para relawan diminta untuk melihat iklan-iklan layanan warga berkenaan bahaya rokok.
Para peneliti mengasumsikan, iklan-iklan itu akan meningkatkan motivasi atau niat para perokok yang benar-benar lah ingin berakhir merokok. Nyatanya benar, kala melihat iklan layanan penduduk, gerakan prefrontal cortex terlihat meningkat dalam pemindaian.
"Dengan temuan ini, kita bakal memprediksi atau meramalkan sukses tidaknya upaya satu orang perokok utk berakhir dan seberapa cepat mereka mewujudkannya," ungkap Emily Falk yang memimpin penelitian tersebut, seperti dikutip dari Health24.Mengukur Niat Seseorang Berhenti Merokok dengan Scan Otak
Mengukur Niat Seseorang Berhenti Merokok dengan Scan Otak |
Tehnologi ini dikembangkan oleh para peneliti dari University of California Los Angeles (UCLA) dan telah dipublikasikan dalam jurnal Health Psichology edisi terbaru. Efektivitasnya telah dibuktikan dalam uji mencoba terhadap 28 orang perokok.
Dalam uji coba, para relawan yang termasuk tipe perokok berat ini diminta menjalani scan otak bersama teknologi yang diadaptasi dari Magnetic Resonance Imaging (MRI). Technologi ini mampu merekam aktivitas otak di bidang tertentu.
Menurut para peneliti, bidang otak yang berhubungan dengan keinginan untuk berakhir merokok adalah prefrontal cortex. Bidang yang terletak paling depan ini berfungsi sebagai pusat kognitif yang berhubungan dengan perencanaan.
Pada perokok yang benar-benar berniat untuk mogok merokok, bagian ini bisa kelihatan paling aktif dalam pemindaian. Makin aktif sektor tersebut, makin serentak si perokok dapat berhasil menghentikan kebiasaan merokoknya.
Pertalian antara aktivitas prefrontal cortex dengan niat perokok buat menghentikan ketergantungannya kepada tembakau terbukti kepada eksperimen berikutnya. Sebelum melakukan pemindaian yang kedua, para relawan diminta untuk melihat iklan-iklan layanan warga berkenaan bahaya rokok.
Para peneliti mengasumsikan, iklan-iklan itu akan meningkatkan motivasi atau niat para perokok yang benar-benar lah ingin berakhir merokok. Nyatanya benar, kala melihat iklan layanan penduduk, gerakan prefrontal cortex terlihat meningkat dalam pemindaian.
"Dengan temuan ini, kita bakal memprediksi atau meramalkan sukses tidaknya upaya satu orang perokok utk berakhir dan seberapa cepat mereka mewujudkannya," ungkap Emily Falk yang memimpin penelitian tersebut, seperti dikutip dari Health24.Mengukur Niat Seseorang Berhenti Merokok dengan Scan Otak
0 Response to "Mengukur Niat Seseorang Berhenti Merokok dengan Scan Otak "
Posting Komentar