Para perokok, baik aktif maupun pasif termasuk kelompok yang paling berisiko terjangkit kanker paru. Kelompok lain yang pun rentan mengalaminya yaitu para pekerja otomotif yang sering berada di bengkel. Mengapa demikian?
Tak Cuma tak jarang menghirup emisi gas buang kendaraan bermotor, pekerja otomotif pula berhadapan dgn bahan lain yang tak kalah berbahaya dalam kaitannya dengan kanker. Bahan yang dimaksud adalah asbes yang dimanfaatkan yang merupakan lapisan kampas rem dan kopling.
Disaat para mekanik membersihkan tromol dan rumah kopling kendaraan bermotor, debu dan serpihan serat asbes itu akan beterbangan sesudah itu terhirup. Debu asbes bisa terakumulasi sehingga dalam jangka panjang sanggup meningkatkan risiko kanker di saluran napas.
Risikonya dapat lebih besar lagi mengingat sebagian bengkel tidak memiliki sirkulasi udara yang baik. Data paling baru dari Environmental Protection Agency (EPA) menunjukkan, 66 % bengkel di Amerika Serikat memiliki udara yang tercemar asbes di atas batas aman lantaran tidak punya ventilasi.
Penggunaan asbes oleh industri otomotif sebenarnya sudah diingatkan oleh EPA sejak thn 1970-an, namun bahan itu tetap diperlukan hingga waktu ini dikarenakan dinilai punyai kelebihan. Di antaranya lebih tahan panas dan lebih stabil di bandingkan bahan lain seperti karet dan plastik.
tipe kanker paru yang sering menjangkiti pekerja otomotif ialah Malignant mesothelioma. Tipe kanker ini menyerang lapisan tak tebal yang menyelubungi organ-organ penting termasuk juga pun paru-paru dan rata rata memang lah dipicu oleh asbes.
Seperti halnya terhadap kategori kanker paru yang lain, gejala awal Malignant mesothelioma teramat tidak jarang tidak terdeteksi. Sebelum terlanjur parah, para pekerja otomotif atau siapapun yang bersinggungan dengan debu asbes sebaiknya memeriksakan diri bila mulai batuk-batuk atau mengalami keluhan lain pada pernapasan.
Tak Cuma tak jarang menghirup emisi gas buang kendaraan bermotor, pekerja otomotif pula berhadapan dgn bahan lain yang tak kalah berbahaya dalam kaitannya dengan kanker. Bahan yang dimaksud adalah asbes yang dimanfaatkan yang merupakan lapisan kampas rem dan kopling.
Disaat para mekanik membersihkan tromol dan rumah kopling kendaraan bermotor, debu dan serpihan serat asbes itu akan beterbangan sesudah itu terhirup. Debu asbes bisa terakumulasi sehingga dalam jangka panjang sanggup meningkatkan risiko kanker di saluran napas.
Risikonya dapat lebih besar lagi mengingat sebagian bengkel tidak memiliki sirkulasi udara yang baik. Data paling baru dari Environmental Protection Agency (EPA) menunjukkan, 66 % bengkel di Amerika Serikat memiliki udara yang tercemar asbes di atas batas aman lantaran tidak punya ventilasi.
Penggunaan asbes oleh industri otomotif sebenarnya sudah diingatkan oleh EPA sejak thn 1970-an, namun bahan itu tetap diperlukan hingga waktu ini dikarenakan dinilai punyai kelebihan. Di antaranya lebih tahan panas dan lebih stabil di bandingkan bahan lain seperti karet dan plastik.
tipe kanker paru yang sering menjangkiti pekerja otomotif ialah Malignant mesothelioma. Tipe kanker ini menyerang lapisan tak tebal yang menyelubungi organ-organ penting termasuk juga pun paru-paru dan rata rata memang lah dipicu oleh asbes.
Seperti halnya terhadap kategori kanker paru yang lain, gejala awal Malignant mesothelioma teramat tidak jarang tidak terdeteksi. Sebelum terlanjur parah, para pekerja otomotif atau siapapun yang bersinggungan dengan debu asbes sebaiknya memeriksakan diri bila mulai batuk-batuk atau mengalami keluhan lain pada pernapasan.
0 Response to "Lebih Rentan terkena Kanker Paru-paru bagi Pekerja Otomotif "
Posting Komentar