Ternyata Otak si Jenius dan si Gila Memang tidak Beda Jauh

Ternyata Otak si Jenius dan si Gila Memang tidak Beda Jauh

Tidak Sedikit tokoh jenius dunia yg nyatanya mempunyai ganjalan kejiwaan. Aspek ini menciptakan tidak sedikit orang menduga bahwa jenius & gila beda slim. Sekarang Ini penelitian teranyar menunjukkan bahwa jenius & sakit mental benar-benar memang lah terkait & ilmuwan menemukan alasannya.

Pemikiran bahwa ada pertalian antara jenius & kegilaan sudah mempesona tidak sedikit orang sejak lama. Pemikiran itu muncul sebab orang menonton tidak sedikit tokoh-tokoh jenius yg nyata-nyatanya mempunyai rintangan kejiwaan. 

Isaac Newton (fisikawan), Ludwig van Beethoven (komposer), Edgar Allan Poe (penulis), Vincent van Gogh (pelukis) & John Nash (matematikawan) yakni sampel beberapa orang jenius yg mengalami hambatan kejiwaan sampai schizofrenia. 

Tidak Sedikit para ahli yg mendebatkan masalah itu & penelitian juga konsisten dilakukan buat menciptakan definisi yg terang antara jenius & kegilaan. Tetapi sekarang ini pertalian antara jenius & kegilaan bukan lagi sekedar guyonan. Penelitian terupdate sudah menunjukkan bahwa dua pikiran ekstrem tersebut memang lah terkait & ilmuwan mulai sejak mendalami alasannya. 

Hasil penelitian teranyar tersebut sudah dibahas di program yg digelar yang merupakan sektor dari 5th annual World Science Festival terhadap 31 Mei dulu di New York. 

Salah satu panelis dalam program tersebut, Kay Redfield Jamison, satu orang psikolog klinis & profesor dari Johns Hopkins University School of Medicine, mengemukakan temuan dari 20 atau 30 studi ilmiah mensupport pandangan mengenai 'jenius yg disiksa'. 

Dari tidak sedikit tipe psikosis, kreativitas tampaknya yg paling teramat terkait bersama rintangan mood (suasana hati) & terutama hambatan bipolar, yg pun diderita oleh Jamison sendiri. 

Juga Sebagai sampel, satu buah penelitian menguji kecerdasan 700.000 orang Swedia umur 16 th & selanjutnya menindaklanjuti sewaktu 10 th buat dipelajari barangkali mengembangkan penyakit mental. Akhirnya lumayan mengejutkan & sudah diterbitkan kepada thn 2010. 

"Mereka menemukan bahwa orang yg top diwaktu mereka berumur 16 thn empat kali lebih barangkali buat tetap mengembangkan kendala bipolar," ungkap Jamison, 
Ganjalan bipolar memerlukan perubahan suasana hati yg dramatis antara kebahagiaan ekstrem (dikenal sbg mania) & depresi berat. Dengan Cara Apa barangkali siklus brutal ini memunculkan kreativitas? 

"Orang-orang bersama bipolar condong jadi kreatif diwaktu mereka ke luar dari depresi berat. Saat suasana hati satu orang pasien bipolar membaik, aktivitas otaknya juga bergeser. Gerakan mati di sektor bawah otak yg dinamakan lobus frontal & menyala di bidang yg lebih tinggi dari lobus," terang James Fallon, neurobiologis dari University of California-Irvine, yg serta jadi panelis. 

Hebatnya, lanjut Fallon, pergeseran yg sama berlangsung disaat orang mempunyai kreativitas yg amat sangat tinggi. 

"Ada interaksi antar sirkuit yg mesti dilakukan bersama bipolar & kreativitas," terang Fallon. 

Adapun kiat pola otak diterjemahkan ke dalam pikiran sadar, Elyn Saks, profesor hukum kesehatan mental di University of Southern California, memaparkan bahwa orang bersama psikosis tak memfilter rangsangan sebaik orang normal. 

Sebaliknya, pasien psikosis dapat perhitungkan gagasan yg kontradiktif dengan cara bersamaan & jadi sadar bersama asosiasi bebas yg biasanya otak bawah sadar orang tak mempertimbangkannya patut utk dikirim ke permukaan kesadaran. 

"Sementara invasi omong kosong ke dalam pikiran sadar mampu tidak sedikit & mengganggu, itu pun sanggup teramat kreatif," terang Elyn Saks, yg serta mengembangkan skizofrenia disaat belia. 

Namun pasti saja tak selamanya energi kreatif muncul sewaktu serangan depresi parah atau skizofrenia. Di atas segalanya, ilmuwan mengemukakan keadaan kendala jiwa, baik depresi atau skizofrenia, sanggup melemahkan & bahkan mengintimidasi nyawa.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ternyata Otak si Jenius dan si Gila Memang tidak Beda Jauh"

Posting Komentar